Rabu, 14 Maret 2018

Hukum Newton Tentang Gravitasi

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
Erwingea_pendfis_fsmuksw

Dalam usaha menerangkan secara teori hukum-hukum empiris Kepler dalam astronomi, disamping mengemukakan hukum-hukum pokok I, II, III, Newton juga mengemukakan tentang Hukumnya tentang gravitasi yang menyatakan bahwa antara materi-materi dialam raya ini  ada gaya tarik-menarik, yang lalu dinamakan gaya gravitasi, yang besarnya sebanding dengan massa masing-masing materi yang menarik, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya, dengan tetapan kesebandingan yang universal artinya tak tergantung waktu, tempat, dan jenis materi. Dengan singkat hukum itu dirumuskan sebagai 


dimana    dan     ialah massa masing-masing materi, r adalah jarak antara kedua materi dan G ialah tetapan yang universal yang dinamakan tetapan gravitasi, yang ternyata besarnya



Berat benda tak lain adalah gaya gravitasi antara benda itu dan bumi, yang dengan menuliskan   sebagai massa benda dan menyatakan m sebagai massa bumi, M serta mengambil r sama dengan antara pusat benda dengan pusat bumi sebagaimana dapat dibuktikan memang demikian, berat benda B dapat ditulis dengan persamaan dibawah ini


Dimana g ialah suatu percepatan yang dinamakan sebagai percepatan gravitasi, yang tak lain percepatan yang diperoleh benda akibat gaya tarik bumi, dan diberikan oleh 


yang nilainya didekat permukaan bumi berkisar antara   sampai  .


Oleh karena itu, bumi memipih kearah equator atau khatulistiwa maka didekat equator, jarak antara tempat permukaan bumi dari pusat, yaitu r, lebih besar dari pada didaerah kutub, sehingga disamping tergantung tinggi tempat permukaan dibumi, percepatan bumi tergantung pada lintang tempat, dimana didaerah khatulistiwa percepatan gravitasi itu lebih kecil daripada yang didaerah dekat kutub.


di Publish oleh 

Erwin Gea.

''Andai saja teori tidak ada, penafsiran berguna bagi ILMU''

Selasa, 13 Maret 2018

Laporan Termodinamika hubungan suhu dengan volum

LAPORAN EKSPERIMEN TERMODINAMIKA

Erwin Hartaman Gea (192016008)

Prodi Fisika, Universitas Kristen Satya Wacana
Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Kristen Satya Wacana

Hubungan suhu-tekanan-Volume (laporan termodinamika)


Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mencari keterkaitan tekanan  terhadap volume dan tekanan terhadap suhu, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Dalam eksperimen yang dilakukan  dapat mengetahui pengaruh suhu dan volume sebagai variabel bebas  terhadap tekanan sebagai variabel terikat, penelitian ini dilakukan dengan bantuan aplikasi logger-pro dalam melakukan pencocokan kurva . Dari Analisa data yang didapatkan diperoleh hasil bahwa tekanan semakin kecil akibat dari penambahan volume dan tekanan semakin besar akibat dari kenaikan suhu. Kedua hasil yang didapatkan ditunjukkan dalam bentuk grafik tekanan terhadap volume dan tekanan terhadap suhu. Kesimpulan dari penelitian ini untuk menentukan kecocokan kurva  terhadap data yang sudah diplotkan dalam bentuk grafik dalam hal memahami kerterkaitan tekanan terhadap volume dan suhu.

Kata kunci : hubungan, tekanan, volume, suhu




  1.  Pendahuluan


       Dalam termodinamika yang sering menjadi perhatian adalah suatu keadaan gas, pembahasan tersebut sering diberikan dalam bentuk gas yang bersifat  makroskopis dan mikroskopis, dalam situasi yang ada secara fisis dikenal system dan lingkungan. Segala sesuatu diluar system tersebut mempunyai pengaruh langsung kepada sifat system [1].
      Sifat makroskopis suatu gas merupakan suatu sifat atau keadaan gas yang dapat diukur dan diamati, seperti suhu, tekanan dan volume suatu gas sedangkan sifat mikroskopis suatu gas merupakan suatu sifat atau keadaan gas yang tidak dapat diamati dan diukur seperti kelajuan partikel gas, massa penyusun inti partikel, momentum suatu gas [2]. Persamaan  gas  ada 2 (dua) yaitu persamaan gas ideal dan persamaan gas Van Der Waals, persamaan ini berfungsi untuk mendeskripsikan suatu sifat dan keadaan suatu gas.

Pada persamaan gas ideal dapat dituliskan secara matematis :
                                                    
                                                                                                                      (1)
                  
           Dalam kehidupan yang nyata, tidak pernah ditemukan gas dalam keadaan ideal atau gas ideal karena sulit diamati, tetapi kita sering memandangnya sebagai gas ideal. Dalam hal ini sifat- sifat gas  dalam tekanan  dan suhu kamar sifat gas mendekati sifat gas ideal dan dianggap sebagai gas ideal. Namun seorang ilmuwan asal belanda yang bernama Johannes D. Van Der Waals memperlajari dan mengamati suatu gas serta membuat persamaan gas nyata pada suatu keadaan tertentu. Model Van Der  Waals adalah model yang paling mendekati sifat kenyataan suatu gas serta sifat suatu gas yang paling mudah dideskripsikan.
       Model gas Van Der Walls mengandung dua hal pembahasan yang penting yakni, interaksi antar molekul-molekul yang bertumbukan setiap saat dan gas memiliki suatu massa atau tidak sama dengan nol [3]. Persamaan gas Van  Der Waals dapat dituliskan.

                                  
                                                                                (2)
                      
     Hal itu menunjukkan  bahwa massa gas pada persamaan gas ideal dipandang nol. Dalam interaksi  gas di suatu wadah menimbulkan pertambahan volume gas tersebut dari volume 1 ke volume 2, penambahan volume tersebut dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan oleh gas terhadap wadah wadah [4], persamaan usaha dapat dituliskan :

                               
                                                                                                                (3)
                               
Usaha yang dilakukan oleh suatu system bernilai positif, sedangkan usaha yang dilakukan pada system bernilai negative [5]. Tekanan (P), temperature (T) dan volume (V) merupakan suatu parameter keadaan[5].

 1.l Tujuan eksperimen
·        Melakukan pencocokan kurva (kurva fitting) terhadap grafik hasil eksperimen dan melakukan analisa.
·        Mendeskripsikan antara tekanan dan volume gas dalam bentuk kalimat dan persamaan matematis.
·        Mendeskribsikan antara tekanan dan suhu gas dalam bentuk kalimat dan persamaan matematis.

1.2 Rumusan masalah
·         Apakah kurva terhadap grafik sama dengan Analisa.
·         Bagaimana hubungan tekanan dan volume gas.
·         Bagaimana hubungan tekanan dan suhu gas.

1.3 Dasar teori

1. Hukum Boyle
       Seorang ilmuwan yang menyelidiki hubungan volume dengan tekanan gas adalah Robert Boyle (1627 - 1691). Boyle telah menyelidiki hubungan tekanan dan volume gas dalam wadah tertutup pada temperatur tetap. Boyle menemukan bahwa : hasil kali tekanan dan volume gas pada temperatur tetap adalah konstan. Hukum ini dikenal sebagai Hukum Boyle. Secara matematis, Hukum Boyle dituliskan dalam bentuk :

                      
                                                                                      ( 4)  
   
Keterangan :
P1   = tekanan gas awal (N/m)
V1 = volume gas awal (m)
P2  = tekanan gas akhir (N/m)
V2 = volume gas akhir (m)
   Dari persamaan Hukum Boyle tersebut, hubungan tekanan dan volume pada temperatur tetap dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada gambar berikut.


 Gambar 1. Grafik hubungan tekanan dan volume pada temperatur tetap 

       

2. Hukum Charles
      Berdasarkan penyelidikannya, Jacques Charles (1747- 1823) menemukan bahwa : Volume gas berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya, jika tekanan gas di dalam ruang tertutup dijaga konstan. Pernyataan Charles ini dikenal sebagai Hukum Charles dan dituliskan dalam bentuk persamaan :
           
                                                                              (5)
                         
Keterangan :
T1                  = temperatur mutlak awal (K)
V1              = volume gas awal (m)
T2                 = temperatur mutlak akhir (K)
V2              = volume gas akhir (m)

     Hubungan temperatur dan volume menurut Hukum Charles tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik, seperti gambar 2 berikut.


 Gambar.2. Grafik hubungan volume dan temperatur pada tekanan tetap.


     Jika digambarkan sampai temperatur rendah, grafik akan memotong sumbu di sekitar -273 °C atau 0 °K. Ini menunjukkan bahwa semua gas jika dapat didinginkan sampai volume -273 °C, maka volumenya akan nol. Grafik ini dapat berlaku untuk semua jenis gas. Semua jenis gas tidak dapat didinginkan lagi, hingga temperaturnya kurang dari -273 °C. Ini berarti temperatur -273 °C atau 0  ̊K merupakan suhu terendah yang dapat dicapai gas. Temperatur ini disebut temperatur nol mutlak. Nol mutlak merupakan dasar bagi skala temperatur yang dikenal sebagai skala mutlak atau skala Kelvin. Pada skala ini, temperatur dinyatakan dalam Kelvin (K).

3.Hukum Gay Lussac
   Seorang ilmuwan bernama Joseph Gay Lussac, telah menyelidiki hubungan tekanan dan temperatur gas pada volume tetap. Gay Lussac menyatakan: Jika volume gas pada ruang tertutup dibuat tetap, maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur gas. Pernyataan ini disebut Hukum Gay Lussac yang dituliskan dalam bentuk persamaan berikut:                 
                                    
                                                                           (6) 


Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk grafik seperti gambar 3 dibawah ini.




 Gb.3. Grafik hubungan tekanan dan temperatur pada volume tetap


4. Hukum Boyle - Gay Lussac
Ketiga hukum keadaan gas yaitu hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay Lussac dapat digabungkan menjadi satu persamaan. Hasil gabungan ketiga hukum tersebut dikenal sebagai hokum Boyle - Gay Lussac. Hukum ini dinyatakan dalam bentuk persamaan :

                                                                                     (7)
                                                                                             
Keterangan: 
N  = jumlah molekul gas
NA = bilangan Avogadro (6,02 x 1023molekul/mol)
n   = jumlah mol gas
k   = konstanta Boltzman (1,38 x 10-23J/K)

    Pada persamaan tersebut, NA k disebut dengan konstanta gas umum (R). Jadi, persamaan gas tersebut dapat diubah menjadi :
                              
                                                                                                                           (8)
                                       
Keterangan :
R = konstanta gas umum (8,314 J/mol  ̊K atau 0,082 L    atm/mol  ̊K)
 
5. Hukum Van der Waals

         Ilmuan asal Belanda bernama Johannes D. Van der Waals yang membuat persamaan gas nyata. Beliau menggunakan model sifat gas nyata yang paling sering dan paling mudah digunakan, karena mengandung dua hal krusial pada gas, yaitu antar molekul dan ukuran molekul-molekul gas yang tak nol. Menurut Socrates, persamaan van der Waals (masih) tidak mereproduksi sifat-sifat gas yang nyata, tetapi persamaan tersebut adalah peningkatan yang baik dari persamaan gas ideal. Usaha yang yang dilakukan oleh sistem bernilai positif, sedangkan usaha yang dilakukan pada sistem bernilai negatif. Berikut  persamaan van der Waals secara matematis dapat dituliskan :
    
                                                                                  (9)

Konstanta a mengukur kekuatan interaksi antar molekul, sedangkan konstanta b mengukur volume yang dikeluarkan berhubungan dengan ukuran molekul yang terbatas, tidak berhingga (konstanta b berhubungan dengan perubahan volume), dan gaya antar molekul pada gas menurunkan tekanan, sehingga tekanan berada di bawah nilai yang diharapkan oleh gas ideal (aV2 memainkan peran ini).

II.    Metodologi

Penelitian dilakukan dilaboratorium Fisika UKSW pukul 11.00-13.00 WIB, pada tanggal 23 dan 25 November 2017. Dalam penelitian ini terbagi atas dua bagian, yakni menganalisis  keterkaitan antara volume terhadap tekanan dan keterkaitan antara suhu terhadap tekanan.
Untuk menganalisis keterkaitan antaran volume dengan tekanan gas, maka volume dibuat sebagai variable bebas yang di buat berubah-ubah dari volume 5 ml sampai  20 ml dengan interval yang diberikan 1 ml. Kemudian data yang didapatkan dilakukan pencocokan kurva (curve fitting) terhadap grafik hasil dari eksperimen, kemudian hasil tersebut dianalisa untuk melakukan pencocokan.
Kemudian untuk menganalisis keterkaitan antara suhu dengan tekanan, suhu gas dibuat sebagai variable bebas dengan cara memanaskan gelas beker yang berisi air dan gelas elenmenyer yang berisi gas (udara). Dapat dipandang bahwa suhu air tersebut sama dengan suhu gas (udara ) dalam wadah elenmenyer. Dalam analisis keterkaitan suhu dengan tekanan diambil dari suhu keadaan  normal atau suhu kamar sampai dengan suhu maksimal. Dari kedua Analisa diatas semua data diambil dengan bantuan aplikasi data logger-pro.

2.1    Alat
·         Computer yang terinstal logger-pro
·         Suntikan
·         Intervace varnier
·         Sensor tekanan varnier
·         Sensor suhu varnier
·         Penyangga
·         Gelas ukur
·         Gelas elenmenyer
·         Spritus
·         kassa

2.2    Bahan
·         Air
·         Pemantik api


2.3    Skema




SUNTIKAN 

SENSOR TEKANAN - KOMPUTER

INTERVACE VARNIER



Gb.4. Skema persiapan pemasangan alat dan bahan tekanan terhadap volume (klep karet hitam pada suntikan mula-mula pada posisi 10 ml)


 ALAT PENGUKUR

SENSOR SUHU VANIER-GELAS UKUR-GELAS ABU

KOMPUTER
  
INTERFACE VANIER

SENSOR TEKANAN VANIER




Gb.5. Skema persiapan dan pemasangan alat dan bahan pada tekanan terhadap suhu ( tabung elenmenyer dipastikan tetutup rapat)

3      Langkah-langkah percobaan

a.       Hubungan tekanan dan volume
1.       Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan skema.
Catatan; posisi klep karet hitam yang ada di suntikan berada pada posisi 10 ml sebelum dihubungkan dengan pada sensor tekanan varnier.
2.      ( gambar on)  mengklik tombol seperti (gambar) untuk memulai pengambilan data.
3.  Medorong klep karet hitam dari posisi semula ke posisi 5 ml, serta mempertahankan posisinya agar stabil.
4.       Klep karet hitam pada suntikan ditarik dengan interval 1ml ke posisi 6 ml, sehingga dapat terbaca dikomputer.
Catatan: klep dipertahankan agar stabil diposisi yang ditunjuk pada suntikan.
5.       Melakukan langkah pada langkah (4) untuk pengukuran hingga 20 ml dengan interval 1ml.
6.      (gambar off)  mengklik ketika selesai mengambil data.
7.       Melakukan pencocokan kurva dengan hasil grafik yang didapatkan.

b.       Hubungan tekanan dan volume
1.       Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan skema
Catatan;mula-mula elenmenyer ditutup rapat agar tidak ada udara yang keluar masuk.
2.  (gambar on)mengklik tombol seperti gambar yang terlihat pada desktop computer untuk memulai pengambilan data
3.     Mengamati setiap kenaikan suhu terhadap system hingga pada saat suhu maksimal.
Catatan; hingga air mendidih tekanan pada tabung elenmenyer tidak mengalami penurunan.
4.      (gambar off ) mengklik tombol tersebut ketika sudah selesai pengambilan data.
5.       Melakukan  pencocokkan kurva dengan hasil grafik yang didapatkan.




III. hasil dan pembahasan

3.1 Hubungan tekanan dengan volume
berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan sebanyak 1 kali maka diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel.


Tabel 1. Keterkaitan antara tekanan dan volume dari udara lingkungan.

Keadaan ke-N
Volume (L)
Tekanan (Pa)
1
0,005
177983,9716
2
0,006
153334,6129
3
0,007
135482,7646
4
0,008
119528,5382
5
0,009
106040,0367
6
0,010
95758,95019
7
0,011
86180,10209
8
0,012
80933,0395
9
0,013
75516,33504
10
0,014
70127,2467
11
0,015
64154,27469
12
0,016
61226,96609
13
0,017
57573,74808
14
0,018
54863,42327
15
0,019
51190,47945
16
0,020
49916,19282

       Dimana tekanan pada tabel 1 merupakan hasil pembacaan tekanan pada logger pro. Pola perubahan tekanan terhadap volume yang ditunjukkan pada gambar 6



Gb.6. Pola perubahan tekanan terhadap volume

      Berdasarkan gambar gambar 6 yang diambil dari  pada tabel 1 menunjukkan kurva grafik tekanan terhadap volume. maka dapat dilihat  penyebaran data mendekati suatu keadaan gas nyata

Persamaaan pada Gb. 6 adalah
                       
                                                                              (10)
                
Dengan nilai  

Berdasarkan persamaan (2) dan persamaan (8) nilai A menunjukkan bahwa :
                                                       
                                                                                                                       (11)
             
Keterangan:
n = Jumlah mol gas
R = Konstanta gas (8,314 J/mol  ̊K atau 0,082 L atm/mol  ̊K)
T = Suhu (K)
Sedangkan nilai dari B menunjukkan factor pengurang atau koreksi karena volume partikel (L)
Maka nilai B adalah
                    
                                                                                                                        (12)
                                                       
Keterangan :
B = volume setiap gas mol
Sedangkan nilai dari C adalah
                                          
                                                                                                                         (13)
                               
Nilai dari a dan b merupakan sebuah konstatan yakni konstatan Van Der Waals yang nilainya didapatkan melalui eksperimen.
    Untuk menentukanan suhu dalam system apakah berubah, yang pertama dilakukan adalah melihat jumlah mol dalam suatu system, apakah benar benar system dalam keadaan terisolasi atau ada pertukaran massa gas. 

Jumlah mol pada keadaan Room Temperature and Pressure (RTP) dapat ditentukan dengan persamaan :
                                                        
                                                                                                              (14)
                
Volume RTP adalah volume ketika awal dari system yang diberikan, dimana pada keadaan RTP, sebesar 0,01 L(10 mL).
                 
                                                                                         (15)
                          
Pada persamaan (11) dan persamaan (12), dapat diperoleh besar suhu yang berkerja pada system, yang nilainya ditunjukkan dibawah ini;
                                                                  
                                                                                                                  (16)
       
Maka nilai T, didapatkan
                                        
Nilai ralat suhu dalam system tersebut
                                                                 
                                                                                                     (17)


Maka nilai ralat suhu kita dapatkan sebesar

    

Hal ini membuktikan bahwa suhu didalam system termasuk dalam keadaan kosntan
                                                                                               

                                                                                    (18)

Secara praktis didapatkan suhu ruangan ketika melakukan penelitian sebesar   ,maka berdasarkan persamaan (11) pratikan menghitung jumlah mol dalam system dengan perhitungan sebagai berikut;
                                                           
               

                                                                                                (19)


Berdasarkan persamaan (10) dan persamaan (19) maka diperoleh nilai b dari persamaan yang ada sebagai berikut
                                                                                                        (20)

       
Nilai ralat dalam suatu system
             
                                    
                                                               (21)

Berdasarkan persamaan (10) dan persamaan (17) didapatkan nilai dari a dengan perhitungan dibawah ini;
                                                  
                                   
                                                                        (22)




Maka nilai ralat a
                                                                                                    (23)



Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan volume terhadap tekanan adalah berbanding terbalik, yang secara matematis dapa dituliskan :                        

                                                                                                        (24)

Nilai dalam ekperimen adalah : 
Dengan nilai konstanta Van Der Waals untuk gas (udara) adalah;

                                                                (25)
       
                                                                              (26)




3.2    Hubungan tekanan dengan suhu
 Berdasarkan hasil pengumpulan data sebanyak 1 kali   percobaan diperoleh hasil seperti pada tabel 2.


Tabel 2. Keterkaitan antara tekanan dan suhu dari udara lingkungan.


Temperatur (K)
Tekanan (Pa)
1
298,7
96180
2
303
96870
3
308
97860
4
313
98730
5
318
99740
6
323
100770
7
328
101950
8
333
103030
9
338
104210
10
343
105400
11
348
106680
12
352
107800

















Dimana tekanan pada pada tabel 2 merupakan hasil pembacaan tekanan pada loger pro.
Pola perubahan tekanan terhadap suhu ditunjukkan oleh gambar 2



Gb 7. Pola perubahan tekanan terhadap suhu
Berdasarkan gambar  ditunjukkan bahwa sebaran data membentuk grafik linear sehingga persamaan dapat dituliskan;
                             
                                  Pa                                                                (27)






Berdasarkan persamaan (10) dan (28) maka:

                                       

                                                           (28)
                                
                                                                                                       (29)
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa hubungan suhu terhadap tekanan berbanding lurus secara linear, secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :
                                                   
                                                 
                                                                 (30)

Nilai dalam eksperimen adalah :


                                                (31)

IV. kesimpulan
Dalam penelitian kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1.       Dari hasil eksperimen menganalisis keterkaitan volume dan suhu terhadap tekanan melalui data  yang diperoleh akan menunjukkan hasil kurva yang sesuai.
2.       Hubungan antara volume gas terhadap tekanan gas berbanding terbalik    .
3.       Hubungan antaran temperature (suhu) terhadap tekanan gas berbanding lurus  .
Saran dalam pratikum kali ini eksperimen harus dilakukan secara hati-hati serta memastikan semua alat tersambung sesuai skema yang telah ditentukan.

daftar pustaka
[1]    Stephen J. Blundell, Katherine M.Blundell, Concepts in Thermal Physics, Second Edition, Oxford University Press, 2010.
[2]   Halliday & Resnick, Fisika/termodinamika, edisi
Ketiga,1984

[3]   G.Socrates,Thermodynamics and Statistical    Mechanics, Butterworths, 1971

[4]   Young & Freedman, Fisika Universitas/Termodinamika, edisi kesepuluh,2001


Gb.7. Pola perubahan tekanan terhadap suhu