LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II
“
Rangkaian Sensor Cahaya Menggunakan Photo Diode”
Erwin
Hartaman Gea (192016008)
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Di
era teknologi yang semakin canggih dan perkembangan IPTEK yang tidak bisa
terbendung dalam berbagai sendi kehidupan. Semakin
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, ilmu pengetahuan
dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan oleh manusia untuk dapat
membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih
mudah dan efesien serta menciptakan teknologi baru yang bersifat sederhana maupun modern. Oleh
karena itu, setiap mahasiswa dituntut agar mampu berinovasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di era industry 4.0. Di Indonesia
telah menerapkan perkembangan iptek yang bertujuan untuk pengembangan
ilmu yang berorientasi pada kebutuhan public (masyarakat), salah satunya
seperti adanya project mengenai pembuatan sensor cahaya menggunakan photo diode
pada Mata Kuliah Fisika Eksperimen II.
Pratikum membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan Photo Diode dengan tujuan mendapat pembelajaran mandiri mengenai penerapan prinsip cahaya (light) dengan menggunakan sensor cahaya dengan bantuan Microcontroller Arduino Uno. .Rangkaian sensor cahaya ini menggunakan aplikasi Arduino dan photo diode sebagai sensornya. Photo Diode bekerja sangat sensitive terhadap cahaya serta nilai resistansinya tergantung dengan cahaya yang mengenainya dari pada LDR yang kurang responsive terhadap cahaya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka praktikum mengangkat judul “ Rangkaian Sensor Cahaya ”. Pratikum mengharapkan dengan adanya alat ini bisa diterapkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya sensor cahaya kendaraan di jalan Raya, rumah sakit dan lain sebagainya.
Pratikum membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan Photo Diode dengan tujuan mendapat pembelajaran mandiri mengenai penerapan prinsip cahaya (light) dengan menggunakan sensor cahaya dengan bantuan Microcontroller Arduino Uno. .Rangkaian sensor cahaya ini menggunakan aplikasi Arduino dan photo diode sebagai sensornya. Photo Diode bekerja sangat sensitive terhadap cahaya serta nilai resistansinya tergantung dengan cahaya yang mengenainya dari pada LDR yang kurang responsive terhadap cahaya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka praktikum mengangkat judul “ Rangkaian Sensor Cahaya ”. Pratikum mengharapkan dengan adanya alat ini bisa diterapkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya sensor cahaya kendaraan di jalan Raya, rumah sakit dan lain sebagainya.
TUJUAN
- Praktikan dapat membuat, mendesain serta merangkai sensor cahaya menggunakan Photo Diode.
- Praktikan dapat memahami prinsip kerja sensor cahaya menggunakan Photo Diode.
- Praktikan dapat menganalisa hasil bacaaan sensor cahaya melalu software Arduino.
- Praktika dapat menuangkan gagasan/hasil percobaan dalam bentuk format laporan.
RUMUSAN MASALAH
- Mahasiswa (praktikan) dapat membuat, mendesain serta merangkai sensor cahaya.
- Mahasiswa (praktikan) dapat mengenali serta memahami prinsip dasar sensor cahaya.
- Mahasiswa (praktikan) dapat menganalisa hasil bacaan sensor cahaya.
BAB II
DASAR TEORI
Photodiode
Photodiode adalah komponen
Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Photo diode
merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong
dalam keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodiode memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal
Katoda dan kaki terminal Anoda, namun Photo diode memiliki Lensa dan Filter
Optik yang terpasang dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya yang sentif
terhadap cahaya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh Photo diode diantaranya
seperti Cahaya Matahari, Cahaya Tampak, Sinar Inframerah, Sinar Ultra-violet
hingga sinar X. Oleh karena itu, Photodiode yang dapat mendeteksi berbagai
Cahaya ini telah banyak diaplikasikan ke berbagai perangkat Elektronika dan
listrik seperti Penghitung Kendaraan, Sensor Cahaya Kamera, Alat-alat medis,
Scanner Barcode dan peralatan keamanan.
Pada table 2, menujukkan
bahwa nilai intesitas yang dihasilkan oleh pancaran cahaya akan mempengaruhi
nilai voltase (tegangan) menjadi naik, tetapi kenaikan voltase yang terjadi
sangat kecil, sehingga tingkat kevalidasian kurva pada grafik 1 tidak memberikan hasil yang
akurat/valid. Karena secara teori nilai intesitas berbanding lurus dengan nilai
voltasenya.
Arduino Uno
Arduino adalah sebuah board
mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output
yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal
osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset.
Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan
komputer menggunakan kabel USB..(FeriDjuandi,
2011)
Tabel
1 menujukkan spesifikasi dari Microcontroller Arduino Uno
Dalam
hal ini praktikan menggunakan Microcontroller Arduino Uno, penggunaan berbagai
macam Arduino tergantung pada kebutuhan ketika melakukan pratikum dan alat yang
digunakan dalam sensor cahaya.
OP AMP
Operational Amplifier
(Op-Amp) adalah salah
satu rangkaian komponen analog terintegrasi (IC) yang sering digunakan dalam
berbagai kebutuhan perancangan rangkaian elektronika termasuk dalam Arduino
Uno IC Op-Amp sering digunakan untuk
banyak rangkaian elektronika antara lain adalah Penguat Inverting, Penguat
Non-Inverting, Adder, Subtractor, Buffer, PID Controller Analog, Komparator
Analog, Band Pass Filter, Band Stop Filter, High Pass Filter, Low Pass Filter,
Penguat Integrator, Penguat Differensiator, ADC, dan DAC. IC Op-Amp adalah
sebuah piranti yang mampu melakukan penginderaan dan melakukan penguatan sinyal
DC maupun sinyal AC.
Op-amp
pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial)
yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input
inverting (-) dan non-inverting (+). Prinsip kerja Operational Amplifier
(Op-Amp) adalah dengan membandingkan nilai kedua input (input inverting
dan input non-inverting). Intinya jika kedua input bernilai sama maka
output Op-amp tidak ada atau sama dengan Nol dan apabila terdapat perbedaan
nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Sebagai
Operational Amplifier ideal.
Gambar 3. Simbol dari Operational
Amplifier
Pada
percobaan, awalnya tegangan dan intensitas cahaya yang dihasilkan sensor
menggunakan photodiode bernilai rendah sehingga dibutuhkan OP-AMP sebagai
penguat dimana untuk memperhitungkan sebuah resistor yang akan digunakan
sebagai rangkaian penguat yaitu dengan rumus:
Dimana
R1 dibuat konstan sehingga R2 dapat ditentukan untuk mengetahui seberapa besar
voltase input yang akan diperkuat (Vout).
Kapasitor
Kapitor merupakan Kapasitor atau Capacitor
merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang paling dasar dan paling
sering digunakan dalam rangkaian elektronika kapasitor seringkali disebut
sebagai penyimpan muatan listrik. Dalam hal ini kapasitor yang digunakan
sebesar 10 mikro farad
Resistor
Resistor
Pada dasarnya adalah komponen
Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan berbeda-beda
yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Resistor disebut juga
dengan Hambatan atau Tahanan. Resistor yang digunakan dalam praktikum, pada
bagian sensor (4,7 kilo Ohm) dan pada bagian OP-AMP (10 kilo Ohm)
ALAT DAN BAHAN
- Photo Diode
- Microcontroller Arduino Uno + Kabel USB
- Kapasitor sebesar 10 Mikro Farad
- 3 buah resistor dengan nilai 4,7 kilo Ohm, 100 Ohm dan 900 Ohm
- Papan Protoboard
- Papan PCB
- Jumper
- Kabel USB untuk Jack Stereo Male
- OP-AMP LM 324
- Personal Komputer
- Aplikasi Arduino
- Pin header Male
- Jack stereo Male dan Female
- Timah solder, skrup dan spidol
- Akrilik
- Stand IC 14 kaki
CARA KERJA
1. Rangkai
sensor cahaya menggunakan Photo diode, resistor (4,7 kilo Ohm) dan kapasitor
(10 mikro farad) yang dihubungkan dengan kabel USB Jack Stereo Male, seperti
pada gambar.
Dimana
kabel hijau sebagai data, kabel merah sebagai VCC (5 Volt), dan kabel hitam
sebagai ground. Rangkai
jack stereo female dengan menyesuaikan vcc, ground, data dari jack stereo male
sesuai gambar 7.
Setelah
itu, untuk mendapatkan intesitas dan voltase yang besar, maka akan dirangkai OP-AMP (Operational Amplifier), dengan besar hambatan (resistor) 10 kilo Ohm
dan memperhatikan bagian-bagian pada OP-AMP yang akan disambungkan ke
Microcontroller Arduino Uno dan Pada sensor cahaya pada gambar 8 , seperti yang
ditujukkan pada gambar dibawah ini.
Adapun
cara merangkai OP-AMP (penguat) yaitu :
· Dengan memperhatikan gambar 8.a pasang
resistor 10 k ohm pada kaki 2 yaitu input 1 dan beri jumper untuk disambungkan
ke kaki 11 sebagai ground yang akan disambungkan ke Arduinoambungkan pin header male pada kaki 1
sebagai output (data A0) yang akan disambungkan ke Arduino. (pada Arduino disambungkan
ke A0)
·
sambungkan kabel hijau (data) dari jack
stereo male pada kaki 3 OP-AMP
·
sambungkan kabel pada kaki 4 sebagai Vcc
dari Arduino dimana Vcc yang digunakan 3,3 v.
setelah
rangkaian penguat (OP-AMP) berhasil dibuat dengan media sementara menggunakan
protoboard. Pindahkan pada papan PCB dan solder dengan menganalisa rangkaian
pada protoboard seperti pada gambar 9:
1. setelah
Sensor cahaya, OP-AMP selesai dibuat, kabel USB dari sensor cahaya dihubungkan
ke Jack stereo Male, kabel USB microcontroller Arduino dihubungkan ke USB Personal
Komputer. Jangan lupa untuk memasukan koding seperti pada gambar 2 yang telah
tersedia pada software Arduino Uno, Nilai intensitas dan voltase akan muncul
dilayar monitor Personal Computer dalam bentuk serial potter atau serial
monitor berupa grafik yang akan ditujukkan pada gambar
1
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah
sensor cahaya sudah jadi dan siap untuk digunakan sebagai sensor cahaya, hal
pertama yang kita lakukan adalah menganalisa hasil bacaan dari serial monitor dan serial potter yang muncul
dilayar monitor Personal Computer. Nilai dan grafik yang terbaca dimonitor sangat tergantung pada banyaknya
intensitas cahaya yang mengenai Photo diode.
Pada
hasil bacaan yan didapatkan, praktikan mengambil beberapa nilai tegangan
terhadap intesitas sebanyak 20 titik bacaan dan diolah di Microsoft excel
seperti yang ditujukkan pada table dibawah ini.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Rangkaian Sensor cahaya
menggunakan Photodiode dapat membaca intesitas cahaya yang masuk dengan mudah
karena kesensitifan sensor Photodiode yang cukup tinggi sehingga mempermudah
pratikan dalam menganalisis nilai tegangan serta intesitas yang terbaca di
serial monitor dan plotter di aplikasi Arduino. nilai intesitas menujukkan bahwa
semakin tinggi intesitas cahaya maka semakin tinggi pula nilai voltasenya
seperti yang ditujukkan pada grafik 1.
DAFTAR PUSTAKA
ttps://teknikelektronika.com/pengertian-photodiode-dioda-foto-prin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar