LAPORAN
PRATIKUM
ANALISIS
SPEKTRUM BAHAN BAKAR MINYAK MENGGUNAKAN NEAR INFRARED (NIR)
1Erwin
Hartaman Gea (192016008)
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kehidupan kita yang sekarang tidak terlepas dari
penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) baik yang digunakan untuk kendaraan roda
dua maupun roda tiga. beberapa BBM yang digunakan dikalangan luas khususnya
Indonesia adalah BBM jenis Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, pertadex, solar.
Dalam pratikum kita kali ini pratikan menggunakan sampel larutan dari BBM dengan
tujuan untuk mengukur spektrum dari masing-masing sampel serta membandingkan
nilai spektrum dalam bentuk grafik
yang telah diolah menggunakan aplikasi Matlab.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga
Research Octane Number (RON), di Indonesia hasil penelitian yang telah
dilakukan menyatakan bahwa bahan bakar yang digunakan di Indonesia untuk berbagai
jenis BBM memiliki nilai oktan/cetane
yang bervariasi, untuk pertadex memiliki nilai cetane 53 , solar memiliki nilai
cetane 48 , Pertalite bernilai 90, pertamax bernilai 92, pertamax turbo
bernilai 98. Lembaga ini merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang
penelitian Bahan bakar dunia. Dalam hal ini tingkat ketinggian nilai oktan
untuk setiap jenis BBM akan mempengaruhi kualitas dan keramahan terhadap
lingkungan akibat dari pembakaran yang ditimbulkan.
Untuk melihat kandungan sampel BBM baik secara
kuantitatif maupun kualitatif melalui spektrum yang teranalisis oleh alat, maka
perlu dilakukan pengujian di laboratorium. Pengujian yang dilakukan oleh
pratikan menggunakan alat yang muntakhir dan akurat serta berteknologi tinggi
yakni Near Infrad Red. Kualitas yang di dapat adalah kualitas valid dengan
menggunakan metode spektroskop yang
memanfaatkan pantulan infra merah (Near Infrared spectroscopy). Metode ini
dapat menganalisis kualitas sampel dengan waktu yang sangat cepat dan dilakukan
secara non-destrusktif bahkan tanpa menyentuh sampel serta memiliki keunggulan diantaranya
tidak merusak bahan dan persiapan sampel relative mudah. Dengan metode ini
memungkinkan pratikan mendapatkan informasi dari analisisa menggunakan Near
Infrared untuk bebargai sampel. menjadikan metode ini memiliki tingkat
ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi.
Pada awal penggunaan teknologi Near Infrared hanya
terbatas kepada melakukan perdiksi untuk mengetahui kuantitas kandungan dalam
bidang pakan dan perkembangan berikutnya terhadap evaluasi pakan. Seiring
dengan perkembangannya maka penggunaan teknologi sangat bermanfaat untuk
mengukur spektrum berbagai sampel lainnya dalam berbagai bidang yang lain.
Tujuan
- Untuk mengetahui prinsip kerja Near Infrared
- Untuk mengetahui spektrum tiap jenis Bahan Bakar Minyak (solar, pertadex, pertalite, pertamax, pertamax turbo)
- Untuk menganalisis hasil grafik yang ditunjukkan oleh bacaan Near Infrared.
Rumusan masalah
- Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja Near Infrared
- Mahasiswa dapat memahami sektrum tiap jenis bahan bakar minyak
- Mahasiswa dapat menganalisis hasil grafik dari bacaan Near Infrared.
·
BAB
II
METODOLOGI
Dasar
Teori
Near Infrared
Near Infrared merupakan salah satu Teknik spektroskopi yang menggunakan Panjang
gelombang infrared pada spektrum elektromagnetik (800 sampai 2500 nm untuk Near
infrared dekat) dan (1100-2500 nm untuk Near Infrared jauh). Penggunaan Teknik
(alat) ini umum dibidang farmasentika, diagnostic medis, ilmu pangan dan
agrokimia (terutama pengujian kualitas maupun kuantitas bahan), riset mesin
bahan bakar, serta spektroskopi dalam bidang astronomi. Penggunaan Teknik ini
didasarkan pada pengukuran cahaya yang dipantulkan atau ditransmisikan oleh
sampel. Penggunaan sampel dalam penelitian diharuskan tercerahkan oleh sumber
cahaya sesuai panjang gelombangnya, kemudian cahaya yang telah dipantulkan atau
di transmisikan oleh sampel tersebut dikumpulkan oleh dectector dan
ditransformasikan kedalam sebuah spektrum dengan cara inilah spectrometer Near
Infrared memainkan peran dalam identifikasi kualitas sampel.
Sebuah komponen Spektrometer Near Infrared terdiri dari
sumber cahaya (berupa tungsten Halogen lamp) monokromator, pemegang sampel atau
penyajian antar muka sampel dan dectector (silikon), timbal sulfide dan InGaAs)
dan sejumlah konfigurasi optic yang ada dapat digunakan untuk memisahkan
wilayah spectra polikromatik Near Infrared menjadi bagian frekuensi
monokromatik.
Prinsip
kerja NIR dengan spektroskopi inframerah pada umumnya memiliki prinsip kerja
yang sama yaitu pada sampel yang menyerap sinar inframerah akan mengalami
vibrasi dan rotasi molekul pada ikatan tunggalnya. Getaran dan rotasi yang
terjadi akan berdampak pada naiknya pita penyerapan sesuai dengan gugus fungsi
dari molekul penyusunnya. Suatu molekul dalam sampel akan menyerap sinar
inframerah apabila ada perbedaan momen dipol akibat pergerakan vibrasi dan
rotasi serta frekuensi vibrasi molekul sama dengan frekuensi radiasi. Untuk
lebih menjelaskan prinsip kerja dari Near Infrared ditunjukkan pada gambar 1
dibawah ini.
Sedangkan
pada model pengukuran NIR pengetahuan mengenai kesesuaian jenis sampel dengan
instrument analisis yang digunakan sangatlah penting untuk mendapatkan hasil
analisis terbaik. Pada umumnya terdapat 4 mode pengukuran pada NIR, yiatu
transmisi, refleksi, transfleksi, dan interaksi. Pada praktikum kali ini metode
yang digunakan yaitu mode tranmisi. Pada mode transmisi sumber sinar diteruskan
kedalam sampel. Sinar yang mengenai sampel akan berinteraksi dan memberikan
informasi yang terdapat pada sampel. Sinar yang membawa informasi kemudian
dideteksi oleh detector Seperti pada gambar 2:
Alat
dan Bahan
- Near Infrared
- Kuvet 2 mm (5 buah)
- Pipet tetes
- Larutan Aseton (untuk membersihkan kuvet )
- BBM (solar, pertadex, pertalite, pertamax, pertamax turbo)
- Cair Dryer (mengeringkan kuvet yang telah dibersihkan memakai larutan aseton)
- Erlenmenyer 100 ml
- Tissue
Langkah
Kerja
- Siapkan alat dan bahan
- Nyalakan computer yang terhubung dengan NIR
- Nyalakan NIR dan buat aplikasi untuk analisis spektrum tiap BBM
- Siapkan kuvet 2 mm yang bersih sebanyak 5 buah agar tidak ada kontaminasi sampel dengan molekul lain untuk memperoleh data yang akurat.
- Siapkan sampel berupa BBM (pertalite, pertadex, pertamax, pertamax turbo, dan solar)
- Gunakan pipet tetes untuk mengambil sampel dari wadah.
- Isi bahan bakar minyak kedalam kuvet 2mm yang telah disediakan dengan memperhatikan batas maksimal sampel yaitu pada garis batas hijau pada kuvet.
- Beri label pada tiap sampel untuk
mempermudah dalam analisis data contoh :
· kuvet 1 : Solar· kuvet 2 : pertalite· kuvet 3 : pertamax· kuvet 4 : pertamax turbo· kuvet 5 : pertadex
- Lakukan pengujian sampel dengan memasukan sampel ke dalam NIR
- Setelah spektrum sampel telah terbaca pada aplikasi NIR, maka akan muncul data dan grafik transmisi terhadap energi (jumlah data grafik sesuai dengan banyaknya sampel).
- Data dan Grafik transmisi terhadap besar energi diolah menggunakan aplikasi Matlab dan dianalisis serta dicari corelasi maupun perbedaan masing-masing spektrum sampel
BAB
III
PEMBAHASAN
Untuk menganalisis data dan grafik hasil bacaan aplikasi NIR maka
dilakukan pengolahan data melalui aplikasi Matlab melalui proses smoothing
sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar 4 dibawah ini.
Proses smoothing berguna untuk mendetailkan
spektrum sampel dengan menghilangkan noise
sehingga mempermudah analisis kita terhadap grafik tersebut. Hasil data pada
bacaan aplikasi NIR yang telah dibuat di plotkan ke dalam grafik dengan
menggunakan aplikasi matlab dimana data
yang diambil dari rentang 4500 sampai ke
10000 seperti yang ditujukkan pada gambar 5 dibawah ini.
Sehingga
menghasilkan grafik seperti dibawah ini.
Setelah mendapatkan grafik absorbansi terhadap energy
selanjutnya yaitu mencari turunan kedua grafik absorbansi sehingga diperoleh:
Karena pada grafik
terdapat noise yang cukup signifikan maka
noise tersebut dihilangkan dengan melakukan smoothing menggunakan matlab
seperti berikut.
Sehingga diperoleh grafik yang lebih detail yang mempermudah dalam
menganalisis data absorbansi tiap spektrum.
Dari
ke 4 grafik yang didapatkan maka dapat kita ketahui besar nilai transmisi
cahaya infrared terhadap besar energi ditiap angka tertentu. Nilai energi berhubungan
dengan Panjang gelombang dari masing
masing sampel. Dari grafik warna biru dan ungu (solar & pertadex) merupakan
golongan untuk bahan bakar mesin diesel, tetapi dalam hal ini keduanya memiliki
garis-garis spektal berbeda dilain sisi terdapat perbedaan mendasar pada besar
nilai oktannya. Sedangkan untuk warna
hijau, merah dan cyan (pertalite, pertamax, dan pertamax turbo)
merupakan golongan bahan bakar bensin, perbedaan terlihat begitu mencolok
diantara pertamax-pertalite dengan pertamax turbo, pertamax-turbo memiliki
nilai oktan cukup tinggi yakni 98 sehingga mempunyai spectral berbeda dengan
kedua bahan bakar lainya dan secara kualitas pertamax turbo sangat baik untuk
digunakan untuk kendaraan bermotor. Tetapi untuk pertamax-pertalite sedikit memiliki kemiripan bentuk spectral
dengan nilai oktan yang tidak begitu berbeda interval 1-2 oktan maka dapat
disimpulan bahwa secara kualitas pertalite memiliki spectral mendekati sama
dengan perbedaan terletak di dalam kandungan antara pertalite dan pertamax
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada
praktikum analisis spektrum menggunakan Near Infrared (NIR) dengan mode
transmisi memberikan hasil bacaan spektrum tiap BBM yang berbeda melalui grafik
transmisi terhadap energy. Hal ini menunjukkan setiap BBM memiliki tingkat
vibrasi pada rentang Panjang gelombang
tertentu sesuai dengan jenis sampel yang diujikan.
Saran
Ketika
berhubungan dengan Near Infraread, pratikan diharuskan mempunyai sikap penuh
hati-hati selama proses pratikum mulai dari sampel yang terhindar dari
kontaminasi udara luar, cara memegang dan membersihkan kuvet, atau berbagai hal
yang berhubungan dengan prosedur penggunaan Near Infrared.
Daftar Pustaka
[1] Model
pendugaan kadungan air, lemak, dan asam lemak beras pada tiga provenan buji
jarak pagar menggunakan spekrtoskopi Infra merah dekat dengan metode partial
least square (PLS).
[2] Akusisi
spektrum Near Infrared Reflectance pada biji kako
[3] Burns
DA, Ciurczak EW. 2006. Handbook of near infrared analysis. Third Edition. New
York: CRC Press Taylor & Francis Group.
[4] http://repository.unand.ac.id/2257/1/Adrizal.M.Si.pdf
[5] http://prezi.com/okkavp-whvn3/nir-spectroscopy/
[5] Mohseni
NN. 1984. Electromagnetic radiation properties of foods and agricultural
products. New York: Gordon and Brearch. Science Publiser, Inc.
[6] William
P dan Norris K. 1990. Near infrared technology in the agricultural food
industries. American Association of Cereal Chemiist, Inc, St, Paul. USA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar